Minggu, 17 November 2013

Memang Lidah Tak Bertulang

SATU HARAPAN.COM – ”Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” (Luk. 21:7). Demikianlah pertanyaan para murid tentang akhir zaman. Yesus, Sang Guru, tidak bicara soal tanda, tetapi mengingatkan para murid untuk waspada.

Sejatinya, bagi setiap orang hari ini adalah akhir zaman karena tak seorang pun bisa memastikan masih bernafas esok pagi. Karena hari ini adalah akhir zaman, siapkah kita menyambutnya? Dan janji Yesus tetap: ”Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” (Luk. 21:19).

Selaras dengan itu, Paulus menasihatkan: ”Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.” (2Tes. 3:13). Tak hanya sekali atau dua kali. Paulus menasihati kita untuk tidak bosan melakukan apa yang baik.

Persoalannya sering di sini: manusia menjadi patah semangatnya saat menyadari bahwa kebaikannya dianggap sepi, bahkan disalahtafsirkan, orang lain. Apa pun situasinya, Paulus mengingatkan kita untuk tidak bosan berbuat baik.

Dan salah satu perbuatan baik adalah menjaga lidah. Kepada para murid-Nya, Yesus menekankan pentingnya menggunakan kata-kata hikmat yang berasal dari Allah. Yesus menegaskan agar ketika bicara para murid tidak mengandalkan hati atau pikirannya sendiri. Di atas semuanya itu, mereka perlu mengandalkan dan menggunakan hikmat Allah (Luk. 21:13-15).

Bicara soal kata, kita tahu bahwa lidah tak bertulang. Karena lidah memang tak bertulang, kita perlu memohon hikmat dari Allah: agar kata-kata kita, meski bernada teguran, tidak menyinggung perasaan; agar kata-kata kita, meski bernada nasihat, tidak terkesan menggurui; agar kata-kata kita mampu meneguhkan, tanpa kesan menganggap rendah orang lain.

Jika memang itu yang kita lakukan, maka baik akhir zaman maupun kematian seharusnya tak perlu membuat kita gentar karena surya kebenaran akan terbit bagi kita (Mal. 4:2a).

Yoel M. Indrasmoro

Tinggalkan komentar